Thursday 29 April 2010

Penantian Selama 17 tahun Terwujud Jua!

Ini bener-bener baru banget terjadi. Jadi tadi pas gue les Bahasa Inggris anak-anak sekelas pada dipanggil ke office buat ngambil certificate. Nah di situ gue liat ada tiga trophy berjejer. Gue yakin yang peringkat pertama pasti buat Felix. Secara kan tuh anak pinter parah bos. Nah buat posisi ke 2 sama ke 3 mah gue gag tau sapa. Pas kelar tanda tangan, tau-tau secretary nya ngasihin gue trophy si burung beo. WOW! Saat itu juga gue gag percaya (sampe sekarang sih) kalo akhirnya gue punya piala karena penghargaan yang gue dapet dari ikut lomba selama ini biasanya cuma certificate ato piagam. Yang paling mewah cuma medali pas gue dapet juara 5 di turnamen Ice Skating se-Jakarta pas gue kelas 2 SD dulu.

Ini loh pialanya. :')
Guys, jadi inti My Story gue kali ini adalah gue cuma pengen ngebagi kegembiraan gue yang akhirnya punya piala di umur gue yang udah 17 tahun ini. Kalo lo merasa dengan baca post gue yang ini wasting time, gue minta maaf…

That’s all folks!

Sunday 25 April 2010

Bohemian Rhapsody (The Review)

Tim wartawan majalah musik Inggris, Mojo, dalam edisi bulan April 2004 memuat 50 lagu rock epik (maha gegap gempita) terbaik sepanjang masa. Tidak berlebihan jika urutan lima teratas diduduki Bohemian Rhapsody (Queen), diikuti Stairway To Heaven (Led Zeppelin), Sympathy For The Devil (Rolling Stones), Shine On You Crazy Diamond (Pink Floyd), dan The End (The Doors).

Jelaslah bahwa rock klasik tahun 1970-an masih mendominasi. Dan Rhapsody layak dianggap sebagai yang terbaik karena nomor yang berdurasi lima menit dan 59 detik ini digarap dengan sengaja untuk menjadi lagu “rock opera” yang megah dan dramatis.

Di pembuka lagu, Freddie Mercury bertanya, “Is this the real life/is this just fantasy?”Ia lalu mengaku (”Mama, just killed a man”), diikuti oleh sebuah parade karakter dan frase-frase sejarah yang bernama aneh (Scaramouche, Galileo, Beelzebub, Figaro, Mama Mia, dan Magnifico).

Dan tentu saja ada solo gitar Brian May yang dianggap sebagai yang paling enak dicontoh setiap orang untuk berpura-pura menjadi jagoan gitar (air gitar). Itu misalnya terjadi dalam film Wayne’s World (1992) yang dibintangi oleh Mike Myers yang bersama teman-temannya memperagakan “permainan gitar” dan entakan kepala ketika mendengarkan Rhapsody di mobil mereka.

“Waktu itu Freddie berada di puncak kreasinya, ia benar-benar sedang melambung ke udara,” kenang penabuh drum Queen, Roger Taylor. “Kami tahu lagu ini sama seperti halnya sebuah teka-teki yang sulit dipecahkan, khususnya dalam bagian operanya. Namun, sepanjang proses pembuatan, Freddie selalu mengetahui apa yang harus dilakukan,” lanjut Taylor.

Rhapsody diproduseri oleh Roy Thomas Baker di enam studio dalam sesi-sesi pembuatan album A Night At The Opera (1975). Ia juga menjadi ajang percobaan gila-gilaan dari ketersediaan teknologi kala itu karena Queen merekam 120 vokal latar di mesin rekaman 24 trek.

“Rekaman vokal latar saja menghabiskan waktu selama satu minggu,” kata Taylor. “Dan seluruh vokal itu kami rekam dengan suara kami bertiga selama sehari penuh setiap hari! Ketika selesai rekaman, kami tahu ini magnum opus dan akan sukses sebagai sebuah singel,” lanjut Taylor.

Ketika dirilis, singel Rhapsody langsung melejit ke urutan teratas tangga lagu di Inggris dan bertahan selama sembilan pekan. Beberapa lama kemudian, Queen membuat klip video yang menghabiskan dana hanya 4.500 poundsterling dengan mengandalkan fotografi yang khas itu, yang dijadikan sampul album Queen II yang dirilis beberapa tahun sebelumnya.

Padahal, jika dirunut ke belakang, karier Queen nyaris mati bahkan sebelum lahir. Pada konser pertama mereka pada tahun 1971 di Bedford, tidak ada yang menyaksikan. Sepanjang periode 1971-1973, Queen sempat beberapa kali berencana mau ganti nama supaya lebih populer sekaligus untuk “buang sial”.

Salah satu nama yang muncul adalah The Rich Kids. Taylor mengusulkan nama yang panjang, Topfactnewsandinfo. “Bahwa nama itu terlalu panjang, membuat nasib kami mungkin bisa lebih buruk lagi,” kenang Taylor.

Pemetik bas, John Deacon, memprotes usulan nama dari Mercury: The Grand Dance karena kata “dance” berkonotasi buruk di kota kelahiran dia, Leichestershire. Apa pun, ketika mencoba nasib dengan tur ke mancanegara, atau merilis album pertama tahun 1973, Queen belum beranjak banyak dari tempatnya yang rendah.

Baru ketika mereka membuat album kedua, Queen II, tampak tanda-tanda positif. “Album itu menjadi langkah penting bagi kami di dunia rekaman. Di periode inilah kami menuju ke arah Rhapsody,” kata May. “Jika kami gagal lagi di album kedua, tidak ada jaminan kami melanjutkan ke album ketiga,” kata Taylor.

Keberuntungan Queen ada di Mercury. Nama aslinya Farookh Bulsara, tetapi digantikan menjadi Freddie Mercury ketika keluarga Bulsara pindah ke Inggris dari Zanzibar. Kebetulan, keluarga Mercury tinggal di daerah yang sama dengan keluarga May.

Mercury masuk ke Ealing College Of Arts yang juga pernah disinggahi oleh Pete Townshend (gitaris The Who) dan Ron Wood (gitaris Rolling Stones). Mercury ketika itu tergila-gila kepada musik Jimi Hendrix, penampilan Marlyn Monroe di layar lebar, dan penampilan elegan George Best di kesebelasan Manchester United.

Pada periode setelah Queen II dirilis tahun 1974 dan sebelum A Night At The Opera dirilis tahun 1975, Mercury sudah memperlihatkan kehebatan dirinya sebagai penghibur yang pandai bernyanyi dan beraksi. “Saat itu Freddie memperlihatkan ototnya dengan bernyanyi sembari bermain piano. Dua lagu karangan dia, Fairy Feller’s Master-Stroke dan Nevermore, sebenarnya menjadi jejak penting menuju Bohemian Rhapsody,” ungkap May.

“Bohemian Rhapsody sudah lama ada di kepala Freddie. Ia mencatat lirik lagu itu di sebuah buku notes milik ayahnya. Freddie bermain di piano sembari mengarahkan kami,” ujar Taylor. Menurut May, tidak ada yang berani membicarakan soal lirik Rhapsody karena Mercury seperti sudah yakin dengan penemuannya itu.

“Ketika merekam lagi itu, kami benar-benar tegang dan lelah. Kami memang mesti bersikap kompetitif dalam persaingan dengan band-band lainnya. Kami masing-masing juga terpaksa berupaya membuat lagu-lagu sendiri yang bisa dijual, saya waktu itu sangat repot menulis The Prophet’s Song. Freddie sibuk dan sangat terobsesi dengan lagunya sendiri,” tutur May lagi.

Menurut Guinness World Records yang mengadakan penelitian yang melibatkan 31.000 orang tahun 2002, Rhapsody menjadi single terfavorit di Inggris. Apa sebetulnya sukses Rhapsody?

May menjawab, setiap orang, termasuk dirinya, memiliki interpretasi masing-masing terhadap magnum opus tersebut. Bahkan, May yang belum lama ini resmi menjadi doktor bidang ilmu astronomi, mengaku sampai sekarang ia tidak mau mengungkapkan secara terbuka apa pandangannya terhadap karya besar sahabatnya itu.

Kompas edisi jum’at 2 April 2004

Friday 23 April 2010

A Must-Read for Those Who Called Themself as a Part of Queen Royal Family

Sebuah lembaga musik berpengaruh di Inggris, Capital Gold Network, 26 September lalu memberikan anugerah Legends Awards untuk para pemusik internasional. Empat kategori terpenting diberikan kepada Vokalis Legendaris Pria dan Perempuan (Legendary Male dan Legendary Female), Grup Legendaris (Legendary Group) dan Album Legendaris (Legendary Album).Untuk vokalis pria yang terpilih adalah Rod Stewart, sementara yang perempuan diberikan kepada Diana Ross. Album Legendaris jatuh ke tangan Rumours karya Fleetwood Mac, sementara gelar Grup Legendaris direbut oleh Queen yang terdiri atas Farroukh Bulsara alias Freddie Mercury (vokal), Brian May (gitar), John Deacon (bas), dan Roger Taylor (drum).

Bulan September 1998, British Market Research Bureau dalam risetnya menempatkan Queen sebagai artis musik terbesar keempat sepanjang masa setelah The Beatles, Elvis Presley, dan Frank Sinatra. Itulah sebabnya majalah musik Mojo edisi Agustus 1999 bertanya kepada para pembaca: apakah benar Queen merupakan band terbesar kedua setelah The Beatles?
Penjualan album mereka di pasar global sangat fenomenal, dan Bohemian Rhapsody (Bo Rhap) menjadi single terbaik ketiga sepanjang masa setelah Strawberry Fields (The Beatles) dan Smells Like Teen Spirit (Nirvana). Permainan gitar May dalam nomor Bo Rhap dinobatkan sebagai salah satu dari 10 lead terbaik sepanjang masa.

Setiap atlet atau tim olahraga yang baru dinobatkan menjadi juara pasti menyanyikan lagu wajib We Are The Champions. Bukan hanya orang dewasa saja yang menjadi penggemar rock, namun anak-anak balita di seluruh dunia sudah hafal dengan tempo "deg-deg-plas" ketika menyanyikan bait "We wil, we wil rock you" dari nomor We Will Rock You.

Tiga tahun setelah berhasil dengan hit pertama, Queen dengan dengan sombong mengatakan: No time for losers, we are the champion, my friend! Tiga tahun setelah itu setiap personel Queen mencatat rekor baru di Guinness Book sebagai direktur perusahaan dengan gaji terbesar 700.000 poundsterling.

"Konyol rasanya jika kami akhirnya gagal. Kami selalu bilang ingin menjadi band terbesar di dunia. Kami selalu terang-terangan dalam soal itu. Kami tidak suka jika hanya menjadi band terbesar keempat di dunia," kata Taylor, yang hidup mewah layaknya seorang bintang rock.

Berbeda dengan May yang justru tidak bahagia dengan kekayaannya saat ini. "Uang saya cuma 30 poundsterling sebelum sukses bersama Queen dan waktu itu hidup saya jauh lebih berbahagia ketimbang saat ini. Lain dengan Roger yang menikmati setiap sen yang dia dapat," tutur May.

"Queen nyaris menghancurkan kami. Walaupun dipuja-puji, kami kesepian. Kami seperti pergi ke tempat asing yang membuat kami tidak pernah bisa dewasa. Kami menderita, itulah sebabnya mengapa Freddie terjangkit penyakit menakutkan (AIDS). Dia orang baik-baik, namun sempat kehilangan kendali," kata May lagi.

Queen tidak pernah berpura- pura menjadi grup rock yang antikemapanan dan bangga berasal dari kalangan kelas menengah-sementara semua bintang rock Inggris mengaku sebagai pahlawan kelas buruh. May bahkan hampir menyelesaikan disertasi doktornya tentang astronomi ketika tiba-tiba dia memilih karier sebagai pemusik.

May pertama kalinya kontak dengan Taylor-ketika itu calon dokter gigi di kampus yang sama dengan May-di tahun 1967 ketika mencari seorang penggebuk drum untuk membentuk sebuah band baru. Bersama Tim Staffel (vokalis/bas), mereka membentuk Smile yang usianya tidak panjang dan hanya menerbitkan sebuah album saja.

Staffel mempunyai teman baik bernama Mercury yang sering mengkritik penampilan Smile. Dia memperkenalkan Mercury kepada May dan Taylor, dan ketiga orang tersebut kebetulan mempunyai musisi favorit yang sama: Jimi Hendrix. "Ketika berkenalan dengan Freddie, saya dan May sadar kami mempunyai selera musik yang sama. Dia penggila Hendrix yang sejati," kata Taylor.
Menurut May, Mercury adalah musisi yang berbakat sekaligus eksentrik. "Freddie menulis lagu dengan kunci-kunci yang aneh. Kebanyakan band rock memainkan kunci A atau E, dan bisa D atau G. Lain dengan musik Freddie yang mempunyai struktur chord yang aneh dan susah dimainkan dengan gitar, namun sebetulnya kaya. Dengar saja Bicycle Race," kata May.

Di tahun 1969 itu, Mercury, May, dan Taylor sudah bersiap- siap meluncurkan Queen-nama yang diusulkan Mercury. "Kami mencoba banyak pemetik bas. Kami lagi-lagi beruntung karena salah seorang teman mengenal John Deacon," tutur Taylor. Deacon ketika itu juga masih mahasiswa seperti May dan Taylor.
Mereka masih menunggu datangnya tahun 1970 untuk memulai beraksi, dan berjuang selama tahun 1971, termasuk menjadi band pembuka konser Yes di Kingston Poly tanggal 20 Februari 1971. Untuk mengisi waktu senggang di sela-sela konser, Mercury dan Taylor mencoba berdagang barang- barang bekas di Notting Hill.

Album pertama, bertajuk Queen, diterbitkan Juli 1973. Sukses baru diraih lewat album Queen II yang dirilis Maret 1974 lewat single Killer Queen dan Seven Seas Of Rhye. Meskipun masih miskin, Mercury dan ketiga kawannya menikmati masa-masa menjadi bintang baru dalam tur panjang ke AS, Eropa, dan Jepang.
Ketenaran Queen baru benar- benar melangit ketika mereka merilis album keempat, A Night At The Opera dengan sebuah magnum opus, Bo Rhap. Di bulan Desember 1975 Opera langsung melejit ke urutan pertama dan bertahan selama 50 pekan. Album "kembar" Opera, Day At The Race lahir 12 bulan kemudian.
Sukses membawa petaka bagi Queen dan biasanya pertikaian pecah gara-gara soal uang. May dan Mercury sempat tidak saling bicara, sementara Taylor merasa rezeki buat dia selalu kurang. "Kami ribut melulu, frustrasi satu sama lain. Masing-masing sempat berencana keluar dari Queen," Taylor menuturkan suasana rekaman tahun 1980.

Titik nadir Queen terjadi tatkala mereka di tahun 1982 merilis Hot Space yang gagal total. Deacon sempat mengangkat martabat Queen ketika menciptakan nomor Another One Bites The Dust, atau memainkan bass line yang funky dalam nomor Under Pressure dan I Want To Break Free.
Taylor pun tidak mau kalah dengan Radio Ga Ga, It's A Kind Of Magic dan One Vision. Saat itu, Queen yang selalu berusaha demokratis dalam sistem pengambilan keputusan menjadi band yang mempunyai empat penulis lagu sekaligus. Grup- grup besar macam The Beatles atau Rolling Stones bahkan tidak mempunyai bakat menulis yang merata seperti itu.

Di musim panas 1986, Queen menggelar tur Eropa yang sukses besar. Namun, tak lama setelah itu, mereka terkejut Mercury tertular AIDS. "Kami baru tahu kondisi dia tahun 1987 ketika kami berada di Swiss dan segera tahu waktu dia tinggal sedikit. Sebelumnya kami sudah curiga ada yang salah," kata Taylor.
"Begitu kami tahu Freddie sakit, kami berusaha melindungi dia," kata May. "Kami terpaksa berbohong kepada setiap orang, bahkan kepada keluarga kami sendiri karena dia tidak mau terganggu oleh sakitnya itu. Dia selalu bilang, 'saya tidak mau orang membeli album kita hanya karena rasa kasihan'," ujar May.
Dua album pasca-AIDS yang diterbitkan adalah The Miracle (1989) dan Innuendo (Februari 1991). Meskipun belum ada pengumuman resmi, ketika itu sudah banyak media massa yang memuat foto-foto Mercury yang sudah kurus seperti tengkorak. May menilai Mercury mungkin bernasib baik dengan pergi terlalu cepat agar tidak kecewa menyaksikan keruntuhan grup yang dia beri nama Queen.

Wednesday 21 April 2010

Selamat Ulang Tahun Ibukuuu... :')


Jadi gini ya. Gambar kiri adalah foto ibu kesayangan kita bersama R.A. Kartini yang asli. Lantas, kenapa di gambar yang kanan dimana merupakan sebuah lukisan yang biasa kita liat buat ditempel di ruang sejarah tuh mukanya R.A. Kartini malah jadi kayak begono? Beda jauh! Parah yo. Tapi tak apalah. At least, di gambar yang kanan nunjukin kalo ibu kesayangan kita bersama jadi makin cantik. :')

Monday 19 April 2010

Ternyataaa...


Hari ini gue mau sedikit cerita tentang apa yang gue dapet di sekolah. Tapi tenang! Gue bukannya mau ngulang pelajaran di sini… Jadi santai ajee…

Sunday 18 April 2010

Can't Believe That He Has Passed Away... (R.I.P Freddie Mercury 1946-1991)

After listening some Queen song, I just still can't believe that the most amazing singer has passed away almost 19 years ago. Hhhh... Where in the world can we find such a singer like him? The most amazing song that I've just heard is The March of The Black Queen from Queen II album. I admiring his voice in this song. Oh my! You must hear this song.

Then my favorite song belongs to Save Me. I'm not admiring his voice but the lyrics in this song. Because it represented my own feelings in the past. Yeah, I was a broken-heart girl once. But now I've been moved on. But this song still be my favorite.

Then the last Queen song that I like is Nevermore. Same like Save Me, I like this song because of it's lyrics. And Freddie brought this song quite nicely. His voice can make us get into this song. FYI, if you are broken-heart, this song is also good to heal your broken heart. ;P

So, if you are read this blogs and one of Queen fans by any chance. Tell me what's your favorite Queen song. And give me reason.

Saturday 17 April 2010

I Hear The Sound of Pregnancy!

Barusaaaan banget enci kesayangan gua tilpun. Dan anaknya nyariin emak gue… Dari obrolan yang gue denger, Phael bilang kalo dia mao punya adek. Yeah, awalnya sih gua kira dia lagi curhat sama emak gua kalo dia pengen punya adek. Tapi pas denger dia bilang enci gua lagi sibuk muntah-muntah. Wew?! Pas gua ngomz sama enci gua, gua pun bertanya, “Are you pregnant my amazing sister?”.  And she answered, “Yeah, so what?”. Oh my!!!! Indahnyaaaa…. Dikit lage gua punya ponakan baru kawan!!!!! Asekasek laaah….

By the way, gua wondering loh. Gimana caranya dia dan bro-in-law gue bikin anak. Secara, anaknya kan tidur sekamar sama mereka…

Cheers! ^^