Friday 12 November 2010

Pancasila Menurut Buku PPKn

Akhirnya gue dapet kesempatan dan mood buat nulisin perbandingan antara buku PPKn gue dan realita Indonesia tentang Pancasila. Semua kutipan yang ada di tulisan ini gue ambil dari buku paket PPKn gue tahun ini. Yang dibikin miring itu komentar atau tambahan dari gue. Sedangkan yang dikasih highlight itu adalah bagian yang boong banget kalo pas bacanya lo gag ber-ohiyajugayah. ;)

Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara karena:
  • Pancasila memiliki potensi menanggung keadaan pluralistik masyarakat Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras, golongan, dan orientasi seksual.
  • Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin kebebasan untuk beribadah sesuai agama dan keyainan masing-masing. Kalo yang ini dijalanin, gag bakal ada yang namanya pelarangan jemaat HKBP untuk beribadah
  • Pancasila memberikan jaminan terealisasinya kehidupan yang pluralistik, dengan menjunjung tinggi dan menghargai manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan secara berkeadilan.
  • Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak-hak asasi manusia sesuai dengan budaya bangsa. Harusnya sih. Tapi, ah engga ah. Gue merasa belom ada jaminan untuk itu.
  • Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera. Yang ini juga.
  • Segala peraturan perundang-undangan yang tidak kompatibel dan / atau tidak mengacu pada Pancasila dapat dinyatakan batal demi hukum.Tapi sekarang-sekarang ini banyak aturan2 nyeleneh yang dibikin sama DPR dan tetep lolos buat disahkan.
Beberapa nilai yang terkristalisasi dari kehidupan nyata masyarakat Indonesia seantero bumi Nusantara:
  • Nilai Kesetaraan: Suatu sikap yang mampu menempatkan kedudukan manusia tanpa membedakan gender, ras, suku, golongan, agama, adat, budaya, orientasi seksual, dan lain-lain. Karena semua sama di mata Tuhan. Betul tidak?
  • Nilai Kesejahteraan: Kondisi yang menggambarkan terpenuhinya tuntutan kebutuhan manusia, baik kebutuhan lahiriah maupun batiniah sehingga terwujud rasa puas diri, tenteram, damai, dan bahagia. Belom, belom kelihatan. Gimana mau batiniah, lahiriah aja masih belom oke. Masih banyak yang belom sejahtera nampaknya.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, dapat dilihat dalam beberapa penjelasan berikut ini:
  • Ketuhanan Yang Maha Esa: 1. Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. | 2. Mengembangkan kehidupan toleransi baik antar, inter, maupun antara umat beragama. Dijamin dalam Pasal 29 UUD 1945. Jadi kalo yang gag mau bertoleransi berati mereka terlalu 'modern' karena pasal itu dibikin pas 1945. -,-'
  • Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan: Mendahulukan kepentingan negara dan masyarakat. Sekarang yang ada adalah, dahulukan plesir dan studi banding, rakyat urusan nanti. :(
  • Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: 1. Setiap rakyat Indonesia diperlakukan dengan adil dalam bidang hukum, ekonomi, kebudayaan dan sosial. Oh no! Mafia pajak bisa liburan ke Bali apakah itu adil? | 2. Tidak adanya golongan tirani minoritas dan mayoritas. << Special notes buat FPI. Grrr... | 3. Adanya keselarasan, keseimbangan, dan keserasian hak dan kewajiban rakyat Indonesia. Sekarang hak dulu, kewajiban bisa entar-entaran laaah...
Pancasila dikaji melalui pemahaman metafisis dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:
  • Sila Keempat: Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban  yang sama.
  • Sila Kelima: 1. Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan keamanan nasional. | 2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menghormati orang lain.
Sikap-sikap positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka:
  • Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Ketuhanan: 1. Membina kerja sama dan tolong-menolong dengan pemeluk agama lain. | 2. Mengembangkan toleransi antar umat beragama. | 3. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. Jadi kalopun emang Ahmadiyah itu sesat, ya udah lah gag usah ribut. Yang dosa kan mereka-mereka ini. Mereka pun gag ngajak-ngajak buat sesat yekaaan???
  • Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan: 1. Mengakui persamaan derajat, hak, kewajiban, dan hak asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, orientasi seksual, dan sebagainya. | 2. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan tidak semena-mena terhadap orang lain.
  • Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Persatuan Indonesia: Menyadari negara kesatuan ini memiliki berbagai keanekaragaman (ke-Bhineka Tunggal Ika-an) dari segi agama, adat, budaya, ras, suku, orientasi seksual, dan sebagainya yang harus ditempatkan secara proposional. << Inget! Keragaman juga termasuk tentang orientasi seksual seseorang.
  • Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Permusyaratan Perwakilan: 1. Tidak boleh memaksakan kehendak, melakukan intimidasi, dan berbuat merusak kepada orang / barang milik orang lain jika kita tidak sependapat. Special notes lagi buat FPI! Gag pake ngerusak! | 2. Mengakui bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. | 3. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih untuk melaksanakan musyawarah dan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Duh, sebenernya gue mau percaya ama mereka. Tapi para anggota dewan itu yang nyuruh gue untuk gag percaya sama mereka. Gimana dong?
  • Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Keadilan Sosial: Bekerja keras dalam memecahkan atau mencari jalan keluar (solusi) atas masalah-masalah pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara. Yang pasti tanpa kekerasan yaaa...
Well, enough buat kali ini. Maap karna isinya lebih kayak kuliah. Soalnya semua ini juga gue ambil dari buku PPKn. Gue nemuin point-point di atas pas lagi belajar buat UTS kemaren. Dan gue ngerasa, kayaknya asik nih buat di post. Soalnya gue juga ngerasa, kok apa yang ditulis di buku ini kayak angan-angan ya? Gag sesuai sama realita yang gue alamin di Indonesia. Hhh... Gue harap Indonesia bisa kayak apa yang ditulis di buku PPKn gue deh. Setara, adil, dan sejahtera. AMIN!

No comments:

Post a Comment