Saturday 29 October 2016

Foreplay Pangkal Enak

Suatu sore beberapa minggu yang lalu, setelah gue menyelesaikan tugas di tempat magang, gue merasa bagian di antara pundak dan leher sebelah kanan tuh kaku banget. Jadilah gue minta tolong mentor magang yang merupakan salah satu kakak kesayangan gue untuk pijetin bagian itu. Untungnya doi mau. Lalu dia pun langsung coba ngurut itu bagian leher gue. Bare hands. Tanpa minyak atau lotion yang melumuri jemarinya.

Bukannya ngilang itu rasa kaku, gue malah meringis pedih karena pijetannya seret banget. Gue langsung nyamperin meja temen yang gue sinyalir punya lotion atau minyak-minyakan. Gapapa deh kalo yang doi punya adalah minyak kayu putih sekalipun (gue bisa dibilang alergi sama bau minyak kayu putih entah sejak kapan karena aromanya bikin nafas gue sesak), yang penting si kakak bisa ngurut leher gue tanpa rasa seret. Ternyata dia punya hand cream. Jadi gue kasihinlah itu hand cream ke si kakak untuk ngurut leher gue yang kaku.

Si kakak pun kembali ngurut bagian yang kaku di antar leher dan pundak gue. Sekitar 15 menit kemudian, kaku yang gue rasakan pun hilang dan dunia kembali damai.

Gue bukan mau promosiin keahlian si kakak dalam hal pijat dan urut --walaupun emang recommended banget itu jemari dia buat melakukan kegiatan itu. Tapi pas selama diurut sama doi, gue kepikiran, "giling, badan bagian luar aja gag enak banget kalo diurut/digosok tanpa pakek minyak ato lotion ato sesuatu yang bikin licin. Gimana kalo ewita tapi foreplay-nya kurang greget?"

Gue juga gag ngerti kenapa kepikiran kek begono. Sungguh.

But seriously, for women, proper foreplay could lead to perfect intercourse which then lead to an amazing orgasm --or multi-orgasm if you were lucky enough. Secara fisiologis jika perempuan distimulasi sedemikian rupa sampe terangsang maksimal, vagina akan generously memproduksi cairan yang nantinya akan memperenak mempermudah proses penetrasi. Kalo seorang perempuan baru terangsang separo, yang berarti itu cairan lubrikasi dari vagina juga baru keluar separo, dipastikan kegiatan intercourse akan jadi kurang menyenangkan. Karena sebenarnya itu vagina belom siap untuk menerima penis.

Emang, kalo kata lagunya Queen di album A Kind of Magic yang juga merupakan sontrek film Higlander, 'Pain is So Close to Pleasure'. But is it? Senyeri-nyerinya rasa enak dalam sexual intercourse, gue rasa gag ada yang lebih gag ngenakin dari pada kegiatan ewita yang kurang lubrikasi. Rasa gag nyaman yang menuju enak dari intercourse yang kurang lubrikasi itu beda sama pas pantat lo ditabok atau rambut lo dijambak untuk memperpanas permainan. Percayalah. Gitu kalo kata temen gue. Gue mah kan gag paham soal praktek. xD

Pernah baca sebuah thread di forum xxx gitu, di mana isinya gue anggap sebagian besar lakik, kalo ewita sama perempuan yang 'terlalu becek' gag enak. Licin. Gesekannya kurang mantep. Hence, terdapatlah yang namanya tongkat madura atau treatment yang namanya ratus. Biar vagina si perempuan jadi 'keset' dan ketika ewita, fraction saat penetrasi jadi terasa luar biasa...... buat si lakik, tentunya.

Sekarang kalo gue inget soal begono, gue mah bakal bilang (secara waras), "bagus dong kalo pasangan lo 'becek'. Artinya lo bisa bikin doi terangsang maksimal" atau (kalo secara nyeleneh), "itu titid lo aja kali kekecilan, makanya pas penetrasi gesekannya kurang berasa sama lo".

Menurut gue, yang emang ngefans banget sama bagian foreplay dari sebuah sesi ewita (di film bokep), foreplay itu bukan cuma ajang rangsang sini-rangsang sana atau raba ini-raba itu. Lebih dari itu, foreplay yang tepat sangat diperlukan perempuan untuk mempersiapkan vaginanya menghadapi permainan yang akan terjadi.

Kalo seorang perempuan belom siap di bawah sana, selain gag nyaman, kemungkinan vaginanya bisa berdarah setelah penetrasi. Buat para lakik, lower your pride. Itu bukan dan belum tentu 'darah perawan' (bahkan kalo emang itu adalah kali pertama pasangan lo melakukan sexual intercourse), tapi pendarahan yang terjadi karena fraction dari penetrasi pada vagina yang kurang lubrikasi. Risiko penyakit dan infeksi yang mungkin dialami seorang perempuan setelahnya bisa jadi sangat tinggi karena hal ini.

Sebagai lakik, lo kudu pikirin apakah pasangan lo udah siap untuk berangkat ke level selanjutnya yaitu penetrasi. Jangan cuma pikirin kesiapan lo sendiri aja. Menurut gue, lakik itu selalu siap kapan aja kalo soal intercourse. Tinggal dia mau atau engga dan diijinin atau engga untuk melakukannya.

Sementara kalo perempuan, selain consent terhadap kegiatan ewita, dia juga kudu siap secara fisik dengan indikator seberapa 'becek' dia di bawah sana. Kalo belom siap atau belom cukup 'becek', kalian para lakik punya tugas untuk bikin pasangan memiliki kenyamanan yang cukup, bahkan ekstra, untuk akhirnya memulai permainan.

Be creative, guys! Berdayakan lidah, bibir, jemari, atau bahkan alat bantu macem vibrator untuk bikin pasangan lo siap. Kalo emang pasangan lo termasuk perempuan yang memiliki masalah terhadap lubrikasi pada vagina, jan kek orang susah. Ada teknologi bernama lubricant macem Durex Play atau merek lain yang banyak dijual di pasaran yang bisa dimanfaatkan. Ingat, cari yang berbahan dasar air. Jangan minyak. Karena kalo lo pakek lubricant yang berbahan minyak, hal tersebut bisa bikin fraction saat penetrasi jadi terasa panas dan bahkan bisa bikin kondom yang dipakek bermasalah pun. Kalo yang ini gue tau dari artikel di sebuah majalah. xp

Intinya adalah, pastikan kegiatan ewita diawali dengan foreplay. Kalo bisa, bikin perempuan yang jadi pasangan lo mencapai orgasme duluan dengan foreplay yang dilakukan. Dengan begitu, pasangan lo akan menikmati permainan dan tingkat kekerenan lo akan bertambah karena berhasil bikin seorang perempuan mencapai kenikmatan tiada tara yang disebabkan oleh diri lo.

Karena gue percaya kalo ewita yang luar biasa adalah yang bikin para partisipannya mendapatkan kadar enak yang setara. Talking about equality... ;)


That's all, folks!

No comments:

Post a Comment