Seperti yang sudah
gue tuliskan di bagian pertama postingan dengan judul senada, gue bakal
me-review dan bercerita tentang lagu-lagu di album terbarunya MIKA yang
berjudul No Place in Heaven (NPIH). Album ini udah dirilis sejak 15 Juni 2015
lalu dan udah ada repackage edition dari si album ini yang nongol di pertengahan
November kalo gag salah.
No Place in Heaven |
No Place in Heaven Repackage |
Buat gue, mending terlambat daripada gag sama sekali. Maka, meski udah bulan ke-7 setelah album ini rilis, gue masih bersemangat untuk bikin review-nya. Mumpung udah gag gawe dan kuliah pun lagi libur yekan. Gue gag mau terjadi lagi macem album The Origin of Love yang batal gue review dan gue bedah lirik lagunya karena guenya sibuk sendiri sama kuliah dan kegiatan organisasi saat itu.
Perlu dicatat untuk
diingat, gue itu anaknya harafiah banget. Gag begitu jago nangkep 'kode' atau
makna dari kata-kata. Buat viewers lama, pasti udah paham soal ini. Ehe...
Tanpa basa-basi
terlalu lama, marik mulai baca review lagu-lagu di album No Place In Heaven.
Ini trek pertama
dari NPIH. Gue denger lagu ini pertama kali tentu lewat video klip yang keluar
di bulan April. Gue sempet review-in video klip sekaligus isi lagunya di
postingan ini. Tapi karena gue lagi gabut, akan gue ulang lagi di mari.
Video klip Talk
About You keluar setelah video klip Last Party. Di Last Party sesungguhnya gue
belom bisa meraba musik kayak gimana yang bakal disajikan MIKA di NPIH. Begitu
video klip Talk About You keluar, akhirnya sedikit banyak gue sanggup memahami
kalau MIKA akhirnya kembali ke jalan yang benar. Kenapa?
Seperti yang para
fans MIKA ketahui, MIKA sempat 'kehilangan jati diri' di album TOOL. Di mana
album itu MIKA menyuguhkan lagu-lagu yang lebih terdengar elektronik. Menurut
gue, terlalu banyak autotune pada lagu-lagu di album tersebut. Karena gue
kebetulan fans garis keras QUEEN, bisa gue bilang kalo TOOL adalah Hot Space
versi MIKA. Kedua album itu menurut gue semacam eksperimen dari sang musisi.
Dan eksperimennya menghasilkan kesan ngaco buat para fans karena warnanya
jomplang banget sama yang biasa digawein oleh MIKA dan QUEEN.
Lagu ini membuat gue
percaya kalo MIKA udah gag ngaco lagi. Bisa diliat dari video klip juga
musiknya. Pada musiknya kembali terdapat dentingan piano yang menjadi ciri khas
lakik Lebanon kesayangan gue ini. Memang pas gue nonton video klip-nya gue
belom tau sama sekali lagu-lagu lain. Tapi dengan Talk About You, gue semacam
diberi jaminan kalo lagu-lagu lain di NPIH warnanya gag akan jauh-jauh dari
Life in Cartoon Motion dan The Boy Who Knew Too Much.
Lirik di lagu ini
masih terasa mabok cinta kayak di TOOL. Tapi udah gag sedangdut Origin of Love
menurut gue. Lagu ini memberi gambaran yang mungkin dialami oleh orang-orang
yang lagi gembira ria dan sayang-sayangnya sama pasangan mereka. Bawaannya jadi
pengin ngomongin tentang si dia mulu gitu. Bahkan ke orang asing hingga membuat
mereka jadi bencik sama lo. Tapi hal itu gag bikin berkecil hati karena lo tau
kalo suatu hari para haters juga bakal ngerasain yang lo rasain.
Di verse kedua, MIKA
mengatakan kalo lo dan pasangan memang hanya orang-orang kebanyakan yang sedang
jatuh cinta. Jatuh cinta kalo menurut MIKA adalah sesuatu yang supernatural dan
sebuah kekuatan yang berasal dari atas. Atas di sini bisa dimaknai apa aja yang
menurut lo dan lo enak dah. Kalo buat gue, cinta yang terjadi adalah kekuatan
supernatural dari Tuhan. Udah gitu, beberapa orang ada yang bilang lo gila dan
ada juga yang coba bikin lo diem. Padahal mah mana bisa kan lo dokem-dokem bae
pas lagi deeply in love sama seseorang. Minimal lo emang bakal ngomongin orang
itu terus. Tapi di baris terakhir MIKA bilang, "If I am crazy, that's what
you made me!". Kalo pun emang gue gila, itu elo yang bikin gue gila,
sayang!
Verse pertama
setelah chorus, MIKA menggambarkan kalo mencintai si dia itu bagai jalan-jalan
di hutan dan semua hal di hidup jadi berbalik akibat hadirnya sang kesayangan.
Di sini juga MIKA bilang kalo mencintai si dia itu suatu hal yang gag
dipersiapkan. Meski begitu, hal tersebut gag bikin takut walau baru permulaan
doangan.
Risiko yang mungkin
terjadi dalam menjalani kisah bersama yang disayang tetep keukeuh mau dijalani
meski ada kemungkinan bisa terbunuh gegara beginian doang. Tapi itu lebih baik
daripada para orang-orang normal yang gag pernah ngerasa semabok dan sesayang
ini sama seseorang yang spesial dalam hidup.
Menurut gue, lagu
ini sama-sama menghadirkan kesan mabok cinta kek Origin of Love. Tapi, Talk
About You menampilkannya dengan cara yang lebih cool. Kalo di Origin of Love
mabok cintanya sampe maboook banget dan orang-orang ngeh elo mabok. Di Talk
About You, meski dengan judul dan bedahan gue di atas begitu, lebih kek lo
emang mabok banget tapi gag keliatan kalo lo mabok. Entah kenapa begitu tapi
itulah rasa dan pesan yang gue tangkap.
Pas pertama liat
judul lagu ini dan dengerin preview-nya di iTunes, gue pikir ini lagu tentang
curhatan orang yang punya pacar banyak mau. Namun setelah pertama kali gue denger lagunya secara lengkap barengan
Veinal, gue pun mengubah pandangan gue terhadap lagu ini. "Ooh ternyata
tentang binik yang pengin punya putra lagi," begitu pikir gue.
Tapi setelah saat
itu juga gue cari liriknya dan menelaah bersama kata-kata di dalam liriknya,
ternyata lagu ini bercerita tentang anak lakik yang disuru buruan married oleh
ibunya. Terlihat dari lirik, "It's another simple solution/for my mother's
delusion".
Abis itu, gue dan
Veinal langsung histeris heboh mengatakan, "CIYEEE YANG DISURUH BURUAN
MARRIEEEDDD," ke MIKA. Kenapa? Karena menurut penerawangan ilmu sotoy
kami, tergambar kalo si emak yang ada di lagu ini adalah nyokapnya MIKA
terlihat dari lirik berikut: Get her some adorable pictures done/For her mother
in Lebanon.
Memang gag bisa
dipastikan kalo ini beneran lagu curhatan MIKA sih. Tapi sebagai fans, boleh
dong berteori. xD
Dari lagu ini
tergambar kalo si lakik yang diceritain terpaksa married sama cewek pilihan
nyokapnya. Padahal si lakik beloman mau married pun. Si cowok tahu hatinya
dalam bahaya dan pernikahan yang dilakukan bagai bikin kontrak sama iblis. Tapi
si nyokapnya tetep keukeuh pen liat putranya married sama cewek pilihannya.
Rasa hati tersiksa dengan mantap!
Dia suka sama si
cewek, dia cuma gag suka dipaksa aja. Ampe dia bilang kalo si cewek bisa ambil
rumahnya ketika si lakik mo ninggalin istrinya. Menurut si lakik, si nyokap
sebenernya menginginkan putra lain karena dirinya gag bisa memenuhi keinginan
sang nyokap.
Musik dari lagu ini
sungguh asik bakal jogedan. Ceria bagai tanpa beban. Namun seperti kembali jati
diri asal, MIKA menggunakan musik ceria buat joged hore untuk membalut
kesedihan dan/atau tragedi yang terdapat pada lirik lagunya. Seperti yang
pernah dilakukannya dulu pada lagu Rain. Bangkek emang ini si ganteng~ U,u
Lagu ini udah pernah
gue review barengan video klipnya. Singkatnya, lagu ini merupakan penghormatan
MIKA buat Freddie Mercury. Lagu ini memang dalem maknanya, tapi lebih dalem
lagi kalo lo seenggaknya ngikutin kisahnya Eyang Freddie Mercury di tahun-tahun
terakhir hidupnya. Gue rasa, kalo lo cuma sayang MIKA tanpa ngikutin QUEEN
kayak gue, lo bakal merasa missing something dari lirik di lagu ini. Gue aja
baru ngeh lagi isi lagu ini setelah kemaren sempet nonton dokumenternya QUEEN
yang berjudul 'Days of Our Lives'.
Gue saranin, coba
deh lo tonton dokumenter yang gue sebutin di atas. Terus lo resapi dengan lirik
di verse kedua lagu ini. Gue sebagai penyayang Eyang Freddie merasa perih pas
baca ulang itu lirik setelah nonton dokumenter tersebut. :'(
Seperti yang udah
pernah gue tulis sebelumnya, lagu ini udah di-approve sama Opa Brian May.
Sebelum sowan ke gitaris keriting heboh tersebut, MIKA sempet jiper karena
menurutnya lagu yang berdasarkan kehidupan Eyang Freddie Mercury ini terlalu
tabu untuk dipublish. Tapi ternyata Opa Brian sukak. Maka hadirlah lagu ini
menjadi trek ketiga di NPIH.
Dari segi musik,
lagu ini sungguh sangat simpel. Dimulai dengan dentingan piano sebagai intro
yang terus berlanjut sampe MIKA nyanyiin verse kedua. Begitu masuk chorus kedua
ampe sebelum penutup, baru deh suaranya rame. Rasanya bagai di orkestra gitu.
Ada suara biola, dentuman entah timpani atau drum gue gag peduli tapi
dug-dag-dug nya terasa enak banget didenger, dan satu suara yang gue gag tau
berasal dari alat musik apa.
Meski jadi rame, ini
termasuk lagu yang menurut gue megah dengan cara sederhana. Lebih simple
daripada musik di lagu I See You. Gue pikir I See You kan udah tuh jadi lagu
MIKA yang megah dengan cara yang sederhana. Lalu muncullah Last Party untuk
menggesernya...
Oke, seperti yang sempet gue bilang pas nge-review video klipnya, isi lagu ini bakal gue ceritain secara terpisah di postingan lain. Nah inilah postingan yang gue maksud. Kenapa gitu? Karena dari sebelum video klip lagu ini muncul, gue emang udah kepikiran untuk mereview dan membedah lagu demi lagu di album ini. Namun gue keburu ceritain isi 2 lagu awal yang udah ada video klipnya (Last Party dan Talk About You). Gue pikir, kalo Good Guys gue ceritain juga di review video klipnya, nanti gue nulis apa? Gitu...
Lagu Good Guy ini
pertama kali diperdengarkan MIKA sebagai medley barengan Happy Ending di acara
The Voice France kalo gag salah. Di acara itu, lirik lagu yang gue inget cuma
pokoknya ada kata good guy-nya gitu deh. Nah, pertempuran hati terjadi begitu gue
denger lagu di video klipnya. Gue pikir, kata good guys ada di verse pertama
doang. Di verse kedua ada kata gay guys. Ternyata, kata gay guys ada di kedua
verse-nya setelah gue pastikan dengan melihat liriknya di internet.
Setelah itu gue
merasa kalo ini semacam lagu come out-nya MIKA gitu. Soalnya di verse ketiga,
pas dia mengucapkan terima kasih ke sejumlah nama yang gue anggap mereka
merupakan idolanya MIKA, terselip nama Kinsey. Seperti yang sudah banyak
diketahui, terutama bagi orang-orang yang melek tentang gender dan seksualitas,
nama Kinsey bukanlah nama yang asing lagi. Beliau adalah psikolog yang
menciptakan skala untuk menentukan kecenderungan orientasi seksual seseorang.
Please correct me if I'm wrong karena itu pengertian yang gue pahami selama
ini.
Selain Kinsey, nama
(David) Bowie dan (Andy) Warhol yang disebut juga memperkuat kesan kalo ini
merupakan lagu come out-nya MIKA. Coba googling gih kenapa kedua nama itu
memperkuat kesan tersebut, :)
Lagu ini menurut gue
bertumpu pada gitar karena dari awal sampe abis, suara gitar terdengar lebih
dominan daripada suara piano. Gue pun semacam tertarik sama additional vocalist
yang nyanyiin bagian ini: If we are all in
the gutter/It doesn't change who we are/'Cause some of us in the
gutter/Are looking up at the stars//
Petikan lirik di
atas juga berisi semacam pesan semangat bagi orang-orang yang 'terpojok'
identitas dirinya. Entah dari gender, orientasi seksual, maupun identitas
masing-masing. Jadi meski lagi mepet banget di ujung, disemangatin kalo yang
mepet banget di ujung itu biasanya bisa liatin bintang-bintang di langit.
Buat yang beli
deluxe edition, terdapat bonus lagu ini dalam versi night time mix. Buat gue
pribadi, lebih suka versi ini daripada yang aslinya entah kenapa. Kalo lo suka
yang versi mana?
Entah kenapa tiap
gue baca lirik di bagian chorus, segala hal kinky langsung melayang di kepala
gue. Gagal paham dah sama otak. ._.
Musik di trek kelima
NPIH ini sungguhlah keci. Namanya ge lagu pop ya bok. Pastilah enteng
didengernya. Udah gitu ini bukan lagunya QUEEN yang perlu ngerutin jidat dulu
supaya bisa ngerti maksud sang musisi bikin musik macem begono tuh apa.
Suaranya MIKA juga rame di sini. Ada bagian di mana suaranya sungguh panas dan
seksi menurut gue. Bagian mana? Yuk dengerin bareng gue kapan-kapan. ^^
Entah mengapa dari awal tahu judul album keempat MIKA, gue merasa album ini akan ada sedikit rasa relijius. Bener dong! Di lagu yang judulnya sama seperti judul albumnya ini MIKA seakan melakukan pengakuan dosa kepada seorang Romo. Melihat dari lirik di bait pertama baris keempat, MIKA nampaknya udah lama gag melakukan pengakuan dosa.
Secara keseluruhan,
MIKA semacam bertanya gitu, ada gag tempat di surga buat dia yang menurutnya
seorang pendosa yang udah parah banget gitu. Buat gue, lagu ini sungguhlah
terasa relijiusnya. Macem lagu Demi Waktu dari band Ungu gitu.
Suara piano di lagu
ini sungguh dominan sampe sanggup bikin gue pen tau nada apa yang dipake supaya
bisa gue praktekin di aplikasi piano yang ada di laptop gue. Enak pisan.
Lucu nih kalo
misalnya lagu ini dibawain sama MIKA dengan gaya gospel kek di lagu Somebody To
Love-nya QUEEN. Ehe.
Kalo biasanya jamaah
LDR pada sering bilang, "Kita memang jauh, namun dipastikan kita akan
selalu melihat bulan yang sama", MIKA nampaknya pengin bikin supaya
penguasa siang gag jealous sama bulan. Orang mah liatin bulan, MIKA malah
ngajakin liatin matahari bagi para jamaah LDR. Sakti banget dah pokoknya.
Masih rasa mabok cinta, namun kali ini mabok cinta bagi yang lagi LDR, MIKA menunjukan kalo ketika kita jatuh cinta dan menyayangi seseorang apapun bisa dilakukan. Seperti mantengin matahari, misalnya. Meski mata kebakar, gag pedulilah. Orang cinta kita ke seseorang yang nun jauh di sana itu buta. Gag perlu diliat-liat. Dirasain aja.
Di lagu ini juga, MIKA menjadikan cecintaan LDR terasa 'berfaedah' dengan menjadikan matahari sebagai perantara. Kalo bulan kan buat diliatin doang malem-malem abis itu ditinggal obo. Nah, dengan perumpamaan matahari, MIKA menampilkan kalo rasa cinta itu bisa 'ditransfer' bagi kesayangan yang nun jauh di sana lewat sinarnya. Anget luar dalem gitu lah. Jadi macem gag ada cerita hati mendingin karena yang disayang jaraknya jauh. Udah gitu, dengan matahari juga, menunjukan kalo sayang kita ke si dia diwakilin sama matahari. Kek, kita tetap beraktifitas seperti biasa dan meski jauh, kita tetap merasa dekat bagai ditemenin sama si kesayangan karena si matahari ini.
Dari segi musik sendiri, menurut gue MIKA bikin suara yang sanggup bikin lo goyang joged hore di siang maupun malam hari. Coba deh gih dengerin kalo penasaran mah. Udah gitu, cara MIKA nyanyiinnya pun asik tenan. Lo gag bakal kehabisan napas kalo lo memutuskan untuk joged-joged sambil nyanyiin lagu ini.
Okesip. Segini dulu
part 2-nya. Selamat menunggu part 3. Hahaha...
Cheers! ^^
No comments:
Post a Comment