JAKARTA, 16 Desember 2012 (IISIP News) – Transparency International Indonesia (TII), menggelar pertunjukan teater dan musikalisasi puisi anti korupsi bertajuk “Contagious” pada Sabtu (15/12) malam lalu di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki Jakarta.
Kegiatan ini merupakan rangkaian
acara peringatan hari anti korupsi sedunia pada 9 Desember. Empat komunitas
teater di Jakarta yang gelisah akan problematika korupsi di Indonesia
berkolaborasi dalam KoTAK (Komunitas Teater Anti Korupsi). Keempat komunitas
teater itu adalah Ikatan Teater Jakarta Timur (IkaTaMur), Teater Indonesia,
Teater Sarung, dan Teater Kali.
Teater KoTAK menampilkan cerita
konflik keluarga yang muncul akibat praktek koruptif yang dilakukan oleh orang
tuanya yang mempengaruhi nilai-nilai dalam keluarga. Disutradarai oleh Nasreddin,
lakon ini sangat menarik dengan sisipan adegan yang mengundang gelak tawa para
penonton.
Sang ayah memandangi Marno yang tewas ditembak oleh Handoko
|
Lakon dimulai dengan seorang bapak yang sudah renta dan sakit-sakitan, bermonolog meratapi masa lalunya yang melakukan tindakan korupsi yang membuat istri yang dicintainya meninggal karena shock. Dua dari tiga anaknya menjalani kehidupan yang tak jauh berbeda, bahkan lebih parah, dari yang dijalani oleh sang bapak di masa muda. Wicaksono, si sulung, adalah seorang pegawai kantor pajak yang sering membantu para pengusaha besar mangkir dari kewajiban membayar pajak. Walaupun memiliki seorang istri yang cantik dari keluarga ningrat bernama Menuk, dia juga memiliki istri muda yang tinggal di Solo. Sementara Handoko, putera keduanya, adalah seorang pengusaha yang selalu mencurangi pajak perusahaannya melalui bantuan Wicaksono. Hanya si bungsu Marno, yang dianggap gila oleh kakak-kakaknya karena memilih untuk menjadi seorang seniman idealis anti kemapanan, yang masih memiliki integritas dan selalu jujur. Namun hal ini tidak disukai oleh Wicaksono dan Handoko. Di akhir cerita, Marno ditembak oleh Handoko karena dianggap terlalu jujur dan sok suci.
“Berani Jujur Hebat” adalah tema
yang diangkat pada pagelaran yang dibuka oleh penampilan Udin Wae n Friends membawakan
lagu Bongkar ciptaan Iwan Fals dan Kebersamaan ciptaan Udin Wae sendiri.
Melalui pagelaran ini, TII ingin memperluas jaringan di kelompok seniman karena
seniman turut andil dalam usaha pemberantasan korupsi.
Tujuan diadakannya pagelaran ini adalah
memperluas dukungan anti korupsi dengan melibatkan komunitas kreatif dan
mengkampanyekan nilai-nilai jujur dan integritas pada kaum muda. “Karena
kejujuran dan integritas adalah obat penangkal tindak korupsi yang sekarang ini
makin merajalela,” ujar Natalia Subagyo, Sekretaris Jenderal TII, dalam
sambutannya sebelum pementasan dimulai.
Pagelaran ini juga menampilkan pembacaan
puisi berjudul Negeri Yang Bukan Milik Kita yang dibawakan dengan sangat
memukau oleh Dodi Miler. Selain itu Farid, anak almarhum Mbah Surip, juga turut
menghibur seisi ruangan pertunjukan Teater Kecil malam minggu kemarin.
Sebelum pementasan yang berdurasi
selama satu jam lima belas menit ini dimulai, Udin Wae n Friends kembali
membawakan dua buah lagu yang salah satunya adalah gubahan dari lagu Kolam Susu
yang dipopulerkan oleh Koes Plus. (SFI)
Nama: Sherlly
NRP: 2011 11 00 61
Nama: Sherlly
NRP: 2011 11 00 61
No comments:
Post a Comment